Menghukum Anak Dengan Bijak

Menghukum Anak Dengan Bijak

Setiap anak adalah unik, termasuk juga sikap atau perilakunya. Antara anak yang satu dengan yang lainnya selalu ada perbedaan. Ada yang cenderung pendiam, ada yang susah diatur dan ada juga yang suka membantah. Menghadapi perilaku anak seperti itu tentu bukan hal yang mudah, orangtua perlu lebih sabar.

Menghukum Anak Dengan Bijak

Perilaku anak yang sulit diatur, suka membantah dan sulit dinasehati sering membuat orangtua merasa frustrasi. Mereka tidak tahu harus menggunakan cara seperti apa lagi untuk mendidik anak. Berbagai cara sudah mereka lakukan, mulai cara halus dengan menasehati dan memperingatkannya berulang-ulang, hingga cara kasar (menjewernya, mencubit, atau bahkan kadang-kadang orangtua memukulnya). Tetapi sayang, perilaku anak kadang sulit berubah. Ketika orangtua menasehatinya, anak tampak mendengarkan, tetapi kenyataannya banyak anak yang seolah-olah mendengarkan padahal sebenarnya tidak (apa yang dikatakan orangtuanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri).

👉 TRENDING:  Mengenal Karakter Anak

Ketika anak tidak dapat diajak ‘kompromi’, selalu membantah jika diberi tahu. Misalnya harus menggosok gigi sebelum tidur, tidak boleh menahan-nahan pipis, atau selalu menolak jika diminta membereskan bekas mainnya, orangtua dapat memberikan suatu hukuman padanya.

Perlu pertimbangan yang baik

Memberi hukuman kepada anak tentu perlu pertimbangan yang baik, hal ini supaya tidak meninggalkan efek negatif. Sebaiknya Menghukum Anak Dengan Bijak, berikan hukuman sesuai dengan kemampuan anak dan tidak menimbulkan risiko fatal. Misalnya, menghindari menghukum anak dengan tidak memberi bekal uang jajan sekolah secara berlebihan, misalnya lebih dari satu hari. Hukuman seperti itu tidak bijaksana, sebab kondisi yang sulit sering mendorong anak melakukan suatu hal yang bukan saja dapat merugikan orang lain, tetapi juga dirinya dan orangtua. Pada kondisi terpaksa bukan hal yang tidak mungkin anak mengambil uang atau barang milik orang lain.

👉 TRENDING:  Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Sembelit Pada Bayi

Cara lain yang lebih bijaksana

Menghukum anak dapat dilakukan dengan cara lain yang lebih bijaksana. Misalnya, orangtua dapat memberikan hukuman kepada anak dengan cara mengurangi hal-hal yang berhubungan dengan kesenangannya. Untuk anak yang suka menonton TV, orangtua dapat memberikan aturan sebagai hukuman dengan cara membolehkan anak menonton TV lagi apabila telah selesai merapikan bekas mainnya atau ketika ia sudah menyelesaikan makan malamnya.

Ada hal penting yang perlu orangtua ingat, tujuan memberikan hukuman kepada anak adalah supaya ia bisa merenungi dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah ia lakukan . Jika orangtua langsung marah-marah, membentak, memukul atau menghukum anak ketika ia melakukan suatu kesalahan atau tidak patuh pada orangtua, anak tidak memiliki kesempatan untuk merenung. Mungkin anak tidak mengerti mengapa ia dibentak- bentak dan dihukum.

👉 TRENDING:  Pentingnya Memberikan Informasi yang Benar Tentang Seks Kepada Anak

Penting bagi orang tua untuk Menghukum Anak Dengan Bijak. Hukuman akan lebih efektif  jika diberikan secara proporsional dan bijaksana. Berikanlah hukuman sesekali saja hanya untuk masalah yang sangat serius. Hindarkanlah menghukum anak apalagi untuk masalah -masalah kecil, hal tersebut dapat menimbulkan rasa marah dan sikap tidak hormat pada orangtua. Jika orangtua sering memberikan hukuman pada anak, lambat laun tindakan orangtua tersebut dapat menimbulkan ikatan antara anak dengan orangtua akan menjadi terputus.